WELCOME MY BLOG :)

Berlian Nur

RSS

Botani Tingkat Tinggi


IDENTIFIKASI, SISTEM IDENTIFIKASI DAN HERBARIUM

A. Identifikasi dan Sistem Identifikasi
Identifikasi dalam biologi adalah proses menetapkan nama individu atau kelas yang sudah ada untuk suatu organisme individu.
v  Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
v  Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
v  Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
v  Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
v  Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
v  Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
v  Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
v  Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
v  Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan

1.  Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan
Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Jika kita mengadakan koleksi tumbuhan kemungkinan setelah mengadakan penelusuran pustaka yang ada di dunia ini atau pengecekan terhadap pustaka-pustaka atau koleksi herbarium yang ada di Lembaga Herbarium Internasional di seluruh dunia, diketahui bahwa tumbuhan tersebut belum diidentifikasi atau diberi nama, maka tugas kita adalah memberi nama tumbuhan dan menempatkannya dalam klasifikasi tumbuhan. Untuk memberi nama baru harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) dan hendaknya harus mengikuti rekomendasinya. Nama yang harus diberikan adalah nama ilmiah, syah, dipublikasi secara valid dan efektif serta berhubungan secara permanent dengan salah satu elemen dari takson tersebut, yaitu tipe tatanama dari takson baru tersebut. Untuk klasifikasinya pun diharapkan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas specimen (bahan) yang real, baik specimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Oleh pelaku identifikasi specimen yang belum dikenal itu, melaui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra yang memuatkan ciri-ciri diagnostiknya. Berikutnya adalah menetapkan specimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas di masukkkan kategori mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta devisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat takson ke atas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui car-cara yang diatur dalam KITT.

2. Identifikasi tumbuhan yang belum kita ketahui, tetapi telah diketahui oleh ilmu pengetahuan
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lainlainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
a.         Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.

b.         Bantuan orang
Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atausiapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.

c.         Spesimen acuan
Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanyadiberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.

d.         Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang adadalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.

e.         Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

3. Kunci Determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan ataudipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan.

a.         Pembuatan kunci determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan, begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1.        Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2.        Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya. Contoh :
a). Leaves opposites
b). Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichous
Bukan
a). Leaves opposites
b) . Leaves not opposites
3.        Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4.        Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5.        Mencantumkan nomor couplet
6.        Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas.

b.         Menggunakan kunci determinasi
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif).
2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh.
3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hallain yang lebih rinci.
4. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati.
5. Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus.
6. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi kebelakang.
7. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya.
8. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya.
9. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau spesimen herbarium yang ada.

c.         Jenis-jenis kunci determinasi
Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi yaitu kunci analisis,  kunci perbandingan, dan sinopsis.
1.        Kunci analisis
Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel.

2.        Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kunci perbandingan adalah table, kartu berlubang, dan kunci Leenhouts.

3.        Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokan dan ciri umum yang dipakai sebagai dasar pengelompokn dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan, jadi sinopsis nerupakan bentuk kunci yang memeperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum ataua secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

B. Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi. Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai istilah Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah lain. Pengaruh Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Herbarium kini dimungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama karena telah diketemukan cara pengepresan, pengeringan dan juga cara pengawetan suatu spesies tumbuhan. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan dalam waktu yang lama. Contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpano (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden. Sebuah herbarium dapat memeberikan empat layanan utama:
1)        Mengidentifikasi bahan percobaan
2)        Dasar untuk penelitian dan persiapan flora, monografi dan revisi
3)        Pengajaran
4)        Pengamatan bahan bukti percobaan.

Menurut jenisnya, herbarium dibedakan menjadi :
1. Herbarium Basah
Setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu specimen (contoh). Tidak benar digabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastic.

2. HerbariumKering
Cara kering menggunakan dua macam proses yaitu:
a.         Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.

b.        Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi.

1). Cara Mengoleksi
Cara koleksi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti herba atau semak dapat dikoleksi secara menyeluh. Sedangkan cara mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut yang diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada pengoleksian idealnya harus berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah, biji dan sebagainya.Dalam pengumpulan tumbuhan dilapangan harus memperhatikan hal-hal berikut:
·         Tumbuhan yang dibuat herbarium diusahakan selengkap mungkin dan terutama tumbuhan yang sedang berbunga atau yang sedang berbuah.
Kumpulkan tanaman dari lapangan kedalan vaskulum atau masukkan diantara kertas koran.
·         Tumbuhan diberi etiket gantung dan diberi nomor urut, nama singkatan kolektor, tanggal pengambilan.
·         Pada buku koleksi dibuat catatan yang datanya tidak terbawapada specimen yag diambil : tempat tumbuh, tinggi tempat, keadaan , warna, bau, bagian-bagian dalam tumbuhan (besar populasi), dan lain-lain.
Pada saat melaksanakan koleksi di lapangan aspek-aspek yang penting untuk dicatat pada buku koleksi adalah:
1. Nomor koleksi secara berurutan
2. Lokasi pengambilan sampel meliputi desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan seterusnya
3. Habitat meliputi ketinggian tempat (dpl), kemiringan, jenis tanah dan sebagainya
4. Habitus apakah berupa semak, pohon, herba, epipit atau liana.
5. Eksudat meliputi warna, bau, rasa, jumlah dan sebagainya
6. Warna bunga, buah dan bagian-bagian lain yang dianggap akan hilang pada saat spesimen telah menjadi herbarium,
7. Ekologi meliputi frekuensi, densitas, dominansi, polinasi, dispersal unit dan sebagainya,
8. Nama daerah serta manfaatnya bagi manusia terutama bagi masyarakat setempat.

2).        Teknik Pembuatan Herbarium
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi tumbuhan antara lain:
a. Perlengkapan
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya.
1.        Apa yang dikoleksi:
2.        Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
3.        Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.
4.        Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
5.        Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar seperti Araceae.
6.        Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah kaca. Contoh:
·         Epifit, anggrek akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat kelapa
·         Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air
·         Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.

b. Catatan lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.

c. Pengeringan spesimen
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran dimasukkan ke kantong plastik disiram dengan alkohol 70 % hingga basahà dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.

d. Proses pengeringan:
Ø  5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.
Ø  Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah.
Ø  Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
Ø  Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau specimen sudah kaku lebih ditekan lagi
Ø  1,5-2 hari specimen akan kering

e. Pembuatan herbarium
1. Mounting
Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton
·         Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm
·         Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas.
2. Labeling
·         Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah
·         Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi
·         Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.
3. Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)
Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.

C. Kesimpulan
1.        Identifikasi dalam biologi adalah proses menetapkan nama individu atau kelas yang sudah ada untuk suatu organisme individu
2.        herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar