KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN
A.
Pendahuluan
Botani tumbuhan rendah merupakan
disiplin ilmu yang mengkaji berbagai jenis tumbuhan berupa tallus, tidak
memiliki akar, batang dan daun sejati. Dalam dunia botani tumbuhan rendah
dikenal berbagai divisi yang termasuk kedalam tumbuhan rendah antara lain :Schyzophyta(tumbuhan
belah), Thallophyta(tumbuhan tahlus), Bryophyta (tumbuhan
lumut), Pteridophyta(tumbuhan paku).
Tumbuhan nonvaskuler –lumut daun, lumut hati, dan lumut
tanduk-dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal, Bryophtya(Bahasa
Yunani bryon, “lumut”). Bryophyta kebanyakan hidup di darat
dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa.
Pteridophyta merupakan suatu golongan tumbuhan yang mempunyai daur
perkembangan dengan pergiliran keturunan yang beraturan. Tumbuhan ini
juga banyak ditemukan di darat, biasanya juga menempel pada substrat.
Fungi hidup sebagai saprofit atau parasit, ada yang dalam
air, tetapi lebih banyak yang hidup didaratan. Sedangkan di dalam laut jarang
sekali didapatkan.Kebanyakan jamur yang hidup saprofit dapat dipelihara pada
substrat buatan.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui keanekaragaman tumbuhan tingkat
rendah
2.
Mengetahui
tumbuhan tingkat rendah
C.
Pembahasan
1. Pengertian Keanekaragaman
Kata keanekaragaman merupakan ungkapan untuk
menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat
adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah dan
sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti
ekosistem, jenis, dan genetik.Nilai keanekaragaman ditentukan dengan
menggunakan angka indeks. Dapat dikatakan bahwa keanekaragaman merupakan suatu
gejala yang dapat diamati dan bersifat universal (umum).
Keanekaragaman merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk,
penampilan, densitas dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi
kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. Nilai keanekaragaman
ditentukan dengan menggunakan angka indeks.
a.
Sumber Variasi Keanekaragaman
Ø Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada tanaman
cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip
beranak daun tiga pada satu individu tanaman yang sering disebut
heteromorfisme.
Ø Variasi yang disebabkan
Lingkungan
Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak jenisnya menyimpang
dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan.Perubahan ini
disebabkan karena sinar, air, 892makanan, suhu, dan tanah.Sebagai contoh adalah
tumbuhan kaktus. Daun tanaman ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal
karena tumbuh di daerah yang sinarnya berlebih yaitu di padang pasir atau
gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi berlebihan maka bentuk daun
tidak melebar seperti pada umumnya daun.
Terdapat pula variasi lingkungan yang menyebabkan keanekaragaman tumbuhan
dalam bentuk :
-
Ketinggian
Perbedaan ketinggian suatu tempat dari garis pantai akan menyebabkan
perbedaan mikro klimat antara lain suhu, kelembaban, curah hujan, dan
lain-lain. Sehingga mengakibatkan sebaran berbagai jenis tumbuhan
berbeda-beda.Ketinggian tempat juga dapat menyebabkan isolasi jenis.
-
Letak Geografis
Letak geografis menyebabkan perbedaan makro klimat yang sangat tajam
seperti perbedaan musim, curah hujan, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya
matahari
Ø Variasi Genetika
-
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi secara mendadak diteruskan ke generasi
berikutnya yang bersifat kekal.Keturunan yang terjadi berbeda, baik bentuk
maupun sifatnya dengan induk.Mutasi dapat terjadi di alam bebas maupun secara
buatan.
-
Rekombinasi dan Aliran Gen
Gerakan dan perukaran gen-gen di antara anggota populasi melukiskan
perpindahan gen-gen. Rekombinasi adalah hasil akibat kombinasi baru dari gen
yang telah ada. Perpindahan gen dan rekomendasi melibatkan gen-gen yang ada
dari pembawaan
b. Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi Kehidupan dan
Taksonomi
Ø Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya variasi komponen-komponen penyusun
ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem merupakan satu kesatuan utuh
antasra makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotickmaupun
lingkungan abiotik dan komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di
dalamnya
Ø Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya perbedaan mintakat,
modus hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan tingkatan takson.Beberapa
contoh keberagaman komunitas berdasarkan perbedaan mintakat antara lain adalah
keberagaman komunitas di dalam ekosistem danau terdiri dari komunitas tumbuhan
ataupun hewan litoral, komunitas organisme bentik, dan komunitas ikan.
Ø Keanekaragaman Jenis ( Populasi )
Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies yang terdapat di dalam
marga.Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas
kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik,
kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar individu dalam
spesies yang berbeda. Pada tingkat jenis pola sebaran tumbuhan dapat menyebar
secara luas ke seluruh bagian dunia
c. Keanekaragaman Genetik
Keanekaragaman genetik pada dasarnya adalah keanekaragaman dalam jenis yang
terdiri dari beberapa takson antara lain :
· Anak jenis
· Varietas
· Anak Varietas
· Forma
2. Lumut
(Bryophyta)
Pada umumnya, tumbuhan lumut dapat tumbuh
dengan mudah di tempat yang basah dan lembab.Tumbuhan lumut bersifat autotrof
karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil.Tubuh lumut
diselubungi oleh kutikula lilin yang dapat mengurangi penguapan berlebihan dari
tubuhnya, sehingga memungkinkannya untuk dapat beradaptasi di lingkungan yang
tak terlalu basah.Tumbuhan lumut tergolong sebagai kormofita berspora, karena
tumbuhan ini menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Tumbuhan lain
yang juga termasukkormofita berspora adalah tumbuhan paku.
a.
Ciri-ciri Lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis). Dalam proses metagenesis ini, lumut mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Lumut
memiliki dua alat perkembangbiakan (gametangium), yaitu arkegonium sebagai sel
gamet betina, dan anteridium sebagai sel gamet jantan.Berikut adalah bagan
tahapan metagenesis yang terjadi pada tumbuhan lumut.Daun pada tumbuhan lumut
mempunyai sel-sel yang kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala.Terdapat juga sel-sel mati yang berfungsi sebagai tempat
persediaan air dan penyimpanan cadangan makanan.Tumbuhan lumut mempunyai akar
dalam bentuk rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya lumut.Rizoid ini juga
berfungsi untuk menyerap air serta garam-garam mineral ke dalam tubuh lumut.
b.
Reproduksi Lumut
Lumut mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis). Dalam proses metagenesis ini, lumut mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Lumut
memiliki dua alat perkembangbiakan (gametangium), yaitu arkegonium sebagai sel
gamet betina, dan anteridium sebagai sel gamet jantan.Berikut adalah bagan
tahapan metagenesis yang terjadi pada tumbuhan lumut.
c. Klasifikasi Lumut
Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga
kelas, yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta), dan lumut
tanduk (anthocerotophyta).
Ø Lumut Daun
(Bryophyta)
Lumut daun
adalah jenis tumbuhan lumut yang sering dijumpai di daerah yang lembab.Pada
umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda
sehingga dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.Akan tetapi
ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan gamet
betina (arkegonium) dalam satu individu.Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan
menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di
lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema
inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru.Contoh spesies tumbuhan
lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan
Aerobryopsis longissima.
Ø Lumut Hati
(Hepaticophyta)
Tubuh lumut
hati tersusun atas struktur tubuh yang berbentuk hati pipih yang disebut talus
yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun daun.Tumbuhan lumut
mempunyai tubuh yang terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus
pada hati.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang disebut
arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat penghasil
anteridium).Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual dengan sel
yang disebut gemma.Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang terdapat di
permukaan gametofit.Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polymorpha
dan Porella.
Ø Lumut Tanduk
(Anthocerotophyta)
Lumut tanduk
mempunyai gametofit yang mirip dengan gametofit pada lumut hati, perbedaan
antara keduanya hanya terdapat pada sporofitnya.Sporofit pada lumut tanduk
mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik dari lumut
tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit. Contoh
dari lumut tanduk adalah Anthoceros natans.
d. Peranan
Tumbuhan Lumut
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai
peranan penting dalam kehidupan manusia, diantaranya:
- Spesies lumut Marchantia polymorpha ,
biasa dimanfaatkan sebagai obat hepatitis.
- Jenis-jenis lumut gambut yang termasuk
dalam genus Sphagnum biasa digunakan sebagai pengganti kapas.
Sphagnum juga berfungsi untuk membantu penyerapan air dan menjaga
kelembaban tanah.
- Cephalozoella massalongoi, spesies
lumut ini biasa tumbuh di tanah atau batuan yang mengandung tembaga
sehingga dapat digunakan sebagai indikator keberadaan tembaga.
- Asplenium nidus, biasa
digunakan sebagai tanaman hias.
3.
Ganggang (Alga)
Alga adalah
organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan
oksigen melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa meter
panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hampir disegala macam lingkungan
yang terkena sinar matahari (Pelczar dan Chan, 1986).
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta
(tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara
jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel
banyak dengan bentuk serupa benang
ataulembaran.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu
:
- fikosianin : warna
biru
- klorofil : warna
hijau
- fikosantin : warna perang/ coklat
- fikoeritrin : warna merah
- karoten : warna
keemasan
- xantofil : warna
kuning
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir
semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air
tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atnu
air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber
karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunakan senyawa
organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan metabolisme fotosintesis menjad
I metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari
(Stanier et al, 1976).
Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan
cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan
pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Pelezar dan Chan, I 986)
a.
Habitat Algae
Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun
daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup
di perairan. Algae laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus
unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang
kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan.Beberapa algae laut
bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut,
misalnya spon, koral, cacing laut.Algae terestrial dapat hidup di permukaan
tanah, batang kayu, dan lain-lain.
b.
Morfologi Algae
Makro alga mempunyai
bentuk yang bermacam-macam. Selain tubuh berbentuk Thallus ciri lainnya adalah
bahwa dinding selnya dilapisi lendir dan bersifat autotrof yang dapat hidup
sendiri tanpa tergantung pada makhluk lain. Secara ekologi makro alga mempunyai
beberapa fungsi penting didaerah pesisir. Alga (Ganggang) termasuk tumbuhan
tingkat rendah yang berukuran makroskopis, dan susunan kerangka tubuhnya tidak
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya
dikenal dengan nama Thallus. Beberapa tumbuhan mempunyai bentuk kerangka tubuh
menyerupai tumbuhan berakar, berbatang dan berdaun atau berbuah, tetapi semua
bentuk tubuh tumbuhan tersebut sebetulnya hanyalah
thlallus.
Tubuh
alga berupa thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi kadang-kadang
menyerupai kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus alga makroskopis
bermacam-macam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat seperti kantong dan
seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan multiseluler.
Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus),
pectinate (sederet searah pada satu sisi thallus utama ), pinnate (bercabang
dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berseling), ferticinate (cabangnya
berpusat melingkari aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana tidak
bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam ada yang lunak seperti
gelatin (gelatinous), keras mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti
tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious)
c.
Perkembangbiakan Algae
Perkembangbiakan
secara aseksual pada algae seperti pada jasad eukariotik lain, yaitu dengan
terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut gamet yang bersifat haploid. Dua
sel gamet tersebut melebur dan menghasilkan zygot yang bersifat diploid.Zygot
mempunyai dua turunan masing-masing kromosom (2n).Gamet hanya mempunyai satu
turunan kromosom (1 n). Proses reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis.
Meiosis terjadi dalam masa-masa yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae.
Beberapa jenis algae selama siklus hidupnya terutama berada pada fase diploid,
tetapi algae lain mempunyai fase zygot sampai meiosis yang sangat singkat
sehingga dalam siklus hidupnya terutama berada pada fase haploid. Algae yang
berukuran besar (makroskopik) ada yang mempunyai 2 macam struktur reproduktif
yang berbeda, yaitu gametofit (haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh
adalah pada Ulva yang termasuk algae hijau.perkembangbiakan secara aseksual
terjadi melalui proses yang disebut mitosis. Kebanyakan algae bersel tunggal
berkembang biak dengan membelah diri seperti pada bakteri (prokariot).
Perbedaannya, pada pembelahan sel prokariot terjadi replikasi DNA dan
masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai setengah DNA awal dan setengah DNA
hasil replikasi. Pada algae eukariot, terjadi penggandaan kromosom dengan
proses yang lebih kompleks yang disebut mitosis. Masing-masing sel hasil
pembelahan mempunyai kromosom turunannya.
Algae lain,
khususnya yang multiseluler, berkembang biak dengan berbagai cara. Beberapa
jenis algae dapat mengadakan fragmentasi, yaitu pemotongan bagian filamen yang
kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru. Algae lainnya mampu berkembang
biak dengan menghasilkan spora. Spora algae mempunyai struktur yang berbeda dengan
endospora pada bakteri. Spora ada yang dapat bergerak aktif, yang disebut
zoospora, dan ada yang tidak dapat bergerak aktif
Perkembang biakkan Alga ( Spirogyra)
d.
Klasifikasi
Alga dibedakan dalam 5 kelas yaitu:
1)
Cyanophyceae (Alga hijau-biru)
2)
Chlorophyceae ( Alga hijau)
3)
Chrysophyceae ( Alga keemasan)
4)
Phaeophyceae ( Alga coklat)
5)
Rhodophyceae (Alga merah)
e. Reproduksi
a. Pembelahan
sel
Sel membelah
menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel tunggal, pada
beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga
membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut
trikom.Tempat – tempat tertentu
dari filamen baru setelah mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada
Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen
(terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan.
Heterokist terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet
terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan
cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh
tambahan zat yang kompleks.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian
membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria. Pada
filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi
filament menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut
hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding yang
berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan
bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin meliputi
kerusakan transeluler.
c. Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk
spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan
zat makanan.
4.
Tumbuhan Paku
(Pteridophyta)
Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan besar
atau Divisi Pteridophyta (pteris = bulu burung; phyta = tumbuhan), yang
diterjemahkansecara bebas berarti tumbuhan yang berdaun seperti bulu burung.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan
tumbuhanberkormus, sebab paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut
dengan tumbuhan tingkat tinggi.Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat
keanekaragaman hayati yang utamadi dunia. Walaupun luasnya hanya meliputi 1,3%
permukaan bumi namun kawasanini mengandung berbagai jenis makhluk hidup.
Ditinjau dari keanekaragamantumbuhan ditemukan 225-300 jenis bakteri dan alga
biru, 4.280-12.000 jenis jamur(Fungi), 1.000-18.000 jenis
ganggang (Alga), 1500 jenis lumut (Bryophyta), 1.250-1.500 jenis
paku-pakuan (Pteridophyta), 100 jenis Gymnospermae dan 2500-30.000jenis
tumbuhan berbunga (Angiospermae) dengan 100-150 suku tumbuhan.
a.
Ciri-ciri
Khas Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku
merupakan suatu divisi tumbuhan kormus, artinyatumbuhnya dengan nyata dapat
dibedakan atas akar, batang dan daun.Namundemikian, tumbuhan paku belum
menghasilkan biji.Alat perkembangbiakantumbuhan paku yang utama adalah spora.
Oleh sebab itu ahli taksonomi membagidunia tumbuhan dalam dua kelompok yaitu
Cryptogamae dan Phanerogamae Menurut Rismunandar dan Ekowati (1991),
Pteridophyta disebut dengan
nama Tracheopyta yang berarti tumbuhan yang berjaringan pembuluh.
Jaringanpembuluh ini terdiri atas 2 yaitu:
a. Pembuluh kayu (xylem)
Berfungsi mengangkut air dan garam-garam tanah dari akar kebagian
atas
hingga daun.
b. Pembuluh tapis (floem)
Berfungsi mengangkat hasil asimilasi dari daun keseluruh bagian
organ
termasuk akar.
Tumbuhan Tracheophyta mengadakan perkawinan dengan menghasilkanspora
dan dapat tumbuh menjadi tumbuhan paku. Ciri-ciri khas dari paku-pakuanadalah:
a. Membentuk sporangia yang sangat besar jumlahnya.
b. Sporangia dibentuk di bagian bawah sporofil.
c. Sperma masuk kedalam telur arkegonium dengan persaingan
langsung.
b.
Botani
Sistematika Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan ukuran
sporayang dihasilkan, sifat anulus, letak sporangium, dan sorusnya pada
daun.DivisiPteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu Psilophytinae,
Equisetinae, Lycopodinaedan Filicinae.
a. Kelas Psilophytinae (Paku purba)
Anggota paku kelas ini telah lama punah. Oleh karena itu orang
seringmenyebutnya dengan nama paku purba.
Contoh: Psilotum nudum
b. Kelas Equisetinae (Paku ekor kuda)
Seperti halnya kelas Psilophytinae sebagian besar anggota paku ekor
kudajuga sudah banyak yang punah.Umumnya paku ekor kuda memiliki batangberupa
rhyzoma.Cabang-cabang batangnya beruas-ruas.Pada ujung cahangbatang sering
ditemukan badan bulat disebut elatern.Badan ini merupakanpenghasil spora.
Contoh: Equisetum debile dan Equisetutn arvense
c. Kelas Lycopodinae (Paku rambut atau Paku kawat)
Kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu:
1) Ordo Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Spesies :Selagenella weldonowi
2) Ordo Lycopodiales
Family : Lycopodiaceae
Spesies :Lycopodium clavatum
d. Kelas Filicinae (Paku sejati)
Paku kelompok ini paling banyak anggota spesiesnya. Habitatnya di
darat, air
dan ada pula yang hidup menumpang pada tumbuhan lain sebagai
epifit. Kelas ini
mencakup beberapa sub kelas, yaitu:
1) Sub kelas Eusporangiatae
Ordo : Marattiales
Family : Marattiaceae
Spesies :Christensenia aescul
2) Sub kelas Hydropterides
Semua anggota sub kelas ini hidup di air. Jadi, termasuk tumbuhan
hidrofit.
Dibagi atas dua family, yaitu:
Family : Salviniaceae
Spesies :Salvinia natans
Family : Marciliaceae
Spesies :Marcillea crenata
Sub kelas Leptosporangiatae
Family : Schyzaeceae
Spesies :Lygodiun circinatum
Family: Hymenophillaceae
Spesies :Hymenophillum austrate
Family : Cyatheaccae
Spesies :Cyathea conlarninans
Universitas Sumatera Utara
Family : Gleicheinaceae
Spesies :Gleichenia linearis (Paku resam)
Family : Davalliaceae
Spesies :Dava irichoinonuies
Family : Aspleniaceae
Spesies :Asplenium nidus (Paku sarang burung)
Family : Pteridaceae
Spesies :Adiantum peruvianum (Suplir gunung)
Family : Polypodiaceae
Spesies :Draymoglosum phaseolides (Sisik naga)
Family : Acrostichaceae
Spesies :Platycerurn bifurcatum (Tanduk rusa)
(Tjitrosoepomo, 1991).
c.
Manfaat
Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku banyak
ragamnya.Banyak diantaranya yang mempunyaibentuk yang menarik sehingga bagus
untuk dijadikan sebagai tanaman hias.Selainsebagai tanaman hias, paku dapat
pula dimanfaatkan sebagai sayuran berupa pucukpucukpaku.Dari segi obat-obatan
tradisional, paku pun tidak luput dari kehidupanmanusia.Ada jenis-jenis yang
daunnya dipakai untuk ramuan obat, ada pula yangrhizomanya.Batang paku yang
tumbuh baik dan yang sudah keras, diperuntukkanuntuk berbagai keperluan. Tidak
jarang sebagai tiang rumah, paku dipakai untukpengganti kayu, batang paku
diukir untuk dijadikan patung-patung yang dapatditempatkan di taman.
Kadang-kadang dipotong-potong untuk tempat bunga, misalnya tanaman anggrek.Sejak
dulu tumbuhan paku telah dimanfaatkan oleh manusia terutama sebagaibahan makanan
(sayuran). Dewasa ini pemanfaatannya berkembang sebagai materialbaku untuk
pembuatan kerajinan tangan, pupuk organik dan tumbuhan obatNilai ekonomi
tumbuhan paku terutama terletak pada keindahannya dansebagai tanaman
hortikultura beberapa jenis Lycopodinae yang suka panas digunakansebagai
tanaman hias dalam pot, dan paku kawat yang merayap yang digunakandalam
pembuatan karangan bunga, sedang sporanya kecil-kecil yang mudah terbakarkarena
kandungannya akan minyak, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkankilat
panggung.
E.
Kesimpulan
1. Keanekaragaman
merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk, penampilan, densitas
dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti
ekosistem, jenis, dan genetik.
2. tumbuhan yang termasuk
tumbuhan tingkat rendah adalah Schyzophyta(tumbuhan belah), Thallophyta(tumbuhan tahlus),
Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta(tumbuhan
paku).